Senin, 27 Juni 2011

KEBEBASAN: MERDEKA DAN MENEMBUS TRADISI

Hariyono Usman
Mahasiswa FKIP Universitas Haluoleo Sultra,
E-mail: hariyonousman@yahoo.co.id
Alamat: Jl. Bangau No. 24 D

Abstrak: Tema kebebasan melanda ketiga drama tersebut, drama “Bulan Muda Yang Terbenam” karya La Ode Balawa, drama “Bunga Rumah Makan” karya Utuy T. Sontani, dan drama “Dilarang Kawin” karya Iwan Djibran. Gaya pencitraan tema kebebasan dalam drama-drama ini mempunyai jalan-jalan tersendiri dan dalam konteks yang berbeda pula.Berbeda dengan drama “Bunga Rumah Makan” yang sedikit memaparkan tentang kebebasan, drama “Bulan Muda Yang Terbenam” dan drama “Dilarang Kawin” menyajikan makna kebebasan secara tersirat dalam dialog-dialog para tokoh di dalamnya. Dengan gaya bahasa, perumitan tema, dan latar permasalahan membuat makna kebebasan dalam drama-drama ini semakin beragam.
Kata kunci: Kebebasan, tema, tradisi, drama, kajian

NILAI-NILAI DALAM CHICK LIT RELIJIUS / ISLAMI

Hariyono Usman

Chick lit relijius atau lebih tepatnya islami merupakan cerita tentang percintaan antara manusia yang dihubungkan dengan unsur-unsur agama Islam. Dengan kata lain, kisah percintaan yang berdasarkan atau secara islami. Kesan islami tersebut segera timbul bila hanya melihat sampulnya yang biasanya menampilkan sesosok wanita atau wajah wanita dan pria, dimana si Wanita biasanya mengenakan jilbab dan si Pria mengenakan kopiah atau semacamnya. Tokoh-tokohnya adalah tokoh-tokoh yang alim (pandai ilmu agama) dan cukup sibuk dan profesional yang waktu senggangnya digunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk kebaikan dunia dan kebaikan di akhiratnya kelak seperti, sholat, belajar agama, ke perpustakaan, dan mengisi kajian agama. Nama mereka juga menggunakan nama-nama yang islami atau nama yang tidak “trendy” di kalangan orang yang gaul dan trendy pula seperti Farid, Siti Fatimah, Rizqaan, Halimah, Harman, dan Farha. Mereka merupakan tokoh-tokoh yang mampu menunjukkan kemusliman dan kemuslimahannya, tetapi mereka juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai manusia ciptaan Tuhan yang dapat mengganggu identitas mereka sebagai muslim sejati. Mereka hidup di dunia modern tapi tidak terpengaruh oleh aktivitas-aktivitas modern yang bagi mereka tidak mempunyai sama sekali malah bisa menjatuhkan mereka dalam lembah kebinasaan. Namun sebagian mereka juga tidak ketinggalan dengan teknologi modern yang terus megalami perkembangan mulai dari telepon, handphone, serta internet (email). Juga dengan selipan-selipan phrasa Arab yang tak belebihan tapi tepat.
Namun, dibalik itu semua sebenarnya dunia yang digambarkan mempunyai masalah-masalah yang khusus, yang kadang bertentangan dengan apa yang mereka pahami selama ini atau bertentangan dengan identitas mereka sebagi seorang muslim/muslimah. Mereka juga memegang nilai-nilai tertentu yang mereka dapatkan dari hidayah Allah Swt. Tulisan ini akan berusaha mengungkapkan nilai-nilai itu, didasarkan atas tiga buah chick lit relijius yang mempunyai kisah berbeda yang ditulis oleh pengarang. Ketiga chick lit relijius yang dipilih, Sepertiga Malam, Sandiwara Langit, dan Disangkanya Cinta. Ketiga chick lit ini ada yang berupa novel ada juga yang berupa cerpen yakni, Disangkanya Cinta. Namun, yang dilihat bukan novel ataupun cerpennya, tetapi penelitian ini lebih ke isi cerita dari ketiga chick lit ini dengan melihat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.